IT Report,
sebuah media cetak internasional pernah mengeluarkan pernyataan yang
filosofis: “kalau teknologi adalah jawaban, lalu apa pertanyaannya?”
Barangkali pernyataan seperti ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa
teknologi sebenarnya hanyalah satubagian dari sebuah sistem yang
menjalankan dan mengubah dunia saat ini. Beberapa orang yang progresif
memandang teknologi adalah solusi dari semua permasalahan manusia,
terutama ekonomi.
Namun,
teknologi mengambil peranan yang sangat penting dalam komunikasi.
Bahkan bisa dikatakan, komunikasi tidak akan bisa semudah saat sekarang
ini jika tidak ada kemajuan teknologi yang cepat. Dan sesungguhnya media
lahir dari teknologi. Ingat mesin cetak pertama yang
dibuat oleh Johannes Guttenberg. Kemampuan teknologi pengganda itu
menghasilkan banyak media cetak koran, majalah, tabloid hingga buku.
Teknologi
telekomunikasi pun semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat,
kecil, murah, mudah, efektif dan efisien. Proses berkomunikasi pun
memiliki ciri dan sifat yang seperti itu, khususnya efektif. Proses
mengirimkan pesan dari Indonesia ke Kanada tidak usah menunggu hingga
berminggu-minggu berkat e-mail. Informasi dan kegiatan berkomunikasi
kualitas dan kuantitasnya dihitung dalam satuan digital 0 dan 1.
Kecepatan dan ketepatan informasi sangat dimungkinkan oleh pemakaian
media dengan teknologi yang tepat. Hingga perlu digarisbawahi di sini
adalah berbicara komunikasi dan media maka kita juga akan membicarakan
komunikasi. Media adalah teknologi dan teknologi adalah media.
Milenium
ketiga adalah zaman keemasan teknologi informasi. Sebagai gelombang
ketiga peradaban umat manusia seperti yang diramalkan Alfin Toffler
sebelumnya adalah peradaban yang super cepat. Ruang dan waktu semakin
dibuat cepat dan sempit, seakan-akan dunia dibuat menjadi satu
komunitas, di mana setiap penghuninya bisa berinteraksi secara realtime tanpa
halangan yang berarti. Berbagi informasi antar benua dan negara di
belahan dunia manapun semakin mudah. Puncak dan titik acuan dari ini
semua adalah konvergensi komputer dan telekomunikasi 30 tahun yang lalu.
Jadilah teknologi internet yang kita kenal selama ini seakan-akan tidak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai media komunikasi, ia sama
saja seperti kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain. Hingga bisa dimunculkan tesis, kebutuhan terhadap internet
adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dan ini adalah harga mati.
Dari
sini juga dilakukan terus diversifikasi alat-alat berteknologi canggih
lainnya, tentu rata-rata didasarkan pada teknologi internet itu. Seperti
Personal Data Asssistant (PDA), Tablet PC, Notebook, CD ROM, VCD, DVD,
SVCD, Pena Digital, telepon selular, GPRS, CDMA dan banyak
lagi yang lainnya. Semua teknologi ini dimaksudkan untuk mempermudah
proses komunikasi antar manusia dalam konteks global. Dijanjikan
penggunaannya sangat mudah dengan harga yang relatif murah. Namun perlu
dipertanyakan kembali bagaimana efeknya terhadap kesenjangan
penggunaannnya di negara-negara berkembang. Teknologi yang baru muncul
tidak serta merta merata pemakaiannya di seluruh dunia, walaupun standar
yang digunakan juga relatif sama. Namun demikian, beberapa negara
berkembang belum memiliki sarana penunjang yang memungkinkan teknologi
terbaru bisa diadopsi. Belum lagi jika kita membicarakan adaptasinya di
masyarakat yang berbeda kultur. Padahal masalah mendasar dalam
berkomunikasi adalah kesamaan pesan yang diterima tanpa noise. Kesenjangan TI ini juga dinilai sebagai noise yang memang sampai kini menjadi masalah. Karena, menyangkut berbagai macam faktor, seperti politik dan ekonomi.
Selain
kecepatan yang lebih besar untuk mengirimkan pesan, kita juga
menyaksikan perubahan-perubahan besar dalam volume informasi yang
dikirimkan, disimpan, dan diambil kembali. Misalnya peralatan elektronik
dalam bidang percetakan secara menakjubkan telah meningkatkan jumlah
buku, bultein, dan majalah yang diterbitkan.
Williams
(1989) menjelasakan bahwa teknologi baru dapat dianggap sebagai
perluasan media bahwa sementara media berfungsi sebagai indra-indra
pasar dan cara-cara komunikasi kita, … media baru biasanya bukan
merupakan sistem tersendiri. Alih-alih, media baru memperluas sistem
yang sudah ada.
Kebanyakan
kota besar menawarkan pelayanan papan buletin, yang memungkinkan orang
memberikan pengumuman pada suatu file yang terbuka bagi semua pengguna
sistem tersebut. Dengan cara ini percakapan komputer berkembang dan
subkultur yang unik berkembang, untuk berbagi kepentingan… banyak
pelayanan papa buletin juga dihubungkan dengan pelayanan pengarahan
perjalanan nasional yang mengirimkan pesan dalam semalam dan gratis dari
satu papan buletin ke papan buletin lainnya di seluruh negeri (Gergen, 1991)
Electricity
promised, so it seemed, the sama freedom, decentralization, ecological
harmony, and democratic community… but also promised the same power dan
economic expansion (Jhon H. Quirk, 1989)
Berikut tabel yang menunjukkan teknologi baru dalam tingkat komunikasi tradisional.
Tingkat
|
Bentuk Tradisional
|
Penerapan Teknologi
|
Antarpersona
|
Tatp muka, surat, telepon
|
Telepon, hubungan kelompok pribadi, surat elektronik, voicegram
|
Kelompok
|
Tatap muka
|
Konferensi telepon, telekomunikasi komputer
|
Organisasional
|
Tatap muka, memo, interkom, telepon, pertemuan
|
Konferensi telepon, surat elektronik, manajemen dengan bantauan komputer, sisitem informasi, faksimil.
|
Publik
|
Surat kabar, majalah, buku, televisi, radio, film
|
Videotape, video disk, TV kabel, TV satelit langsung, videoteks, teleteks, sistem informasi digital
|
Kini teknologi komunikasi informasi digunakan juga dalam bidang kesehatan yang disebut dengan telemedicine.
Bisnis sudah banyak menggunakan telekonferensi. Dalam bidang
pendidikan, televisi dan TV kabel juga digunakan, juga di masa depan
surat elektronik atau surat suara, konferensi para orangtua dan para
guru mungkin akan lebih sering lagi.
Penerapan kemajuan teknologi dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa.
Sebaliknya, teknologi juga telah memungkinkan media massa untuk menjadi
lebih selektif. Misalnya dalam bidang penerbitan, buku-buku sekarang
dapat dicetak bila diperlukan, dengan beberapa bagian ditambahkan aatau
dibuang, sesuai dengan permintaan pembaca.
Penerapan
fiber optik diperkirakan dapat mereduksi kesenjangana penggunaan
teknologi di masyarakat. Dari sana akan dapat ditingkatkan jumlah
pemakaian alat-alat audio, video, dan data komputer. Lewat pendidikan
interaktif melalui video dan jaringan komputer akan mungkin bagi
jaringan fiber optik untuk meningkatkan tingkat pendidikan di pedesaan
dan mengembangkan banyak kota kecil. Namun demikian dikhawatirkan
jaringan serat optik yanga begitu mahal dapat menciptakan kaum elit TI
yang tidak mengindahkan masyrakat dalam wilayah yang tidak terlayani
teknologi itu. Tesis teknologi komunikasi dapat mempersatukan
masyarakat, justru kembali perlu dipertanyakan.
Komunikasi
adalah kebutuhan mendasar manusia. Dengan teknologi komunikasi yang
baru telah banyak meningkatkan komunikasi antar budaya. Orang-orang
dapat berkomunikasi, mengenal dan mengetahui berbagai macam budaya
bangsa dengan mudah dan cepat. Jhon H. Quirk (1989) mengungkapkan
kekuatan elektronik dalam komunikasi dan transportasi berfungsi untuk
memfasilitasi difusi budaya, pemerataan populasi, dan desentralisasi
kekuasaan.
Buck (1988) mengungkapkan
bahwa media massa memungkinkan komunikasi emosional spontan untuk
pertama kalinya dan bahwa media dengan kehadirannya boleh jadi
menciptakan komunitas global. Namun, merunut pada sejarah peradaban
manusia yang lama berkutat dengan teknologi komunikasi mulai dari mesin
cetak dan telepon justru menimbulkan kekacauan bahkan mengancam
kehidupan normal kehidupan manusia.
Dennis Mc Quail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa,
mengatakan, permasalahan komunikasi massa bersifat komprehensif, yang
melibatkan gagasan yang berkenan dengan setiap proses “peringkat bawah”.
Para individu menerima dan menangani banyak informasi secara langsung
dari media massa. Hubungan, kelompok dan institusi sosial
lainnya acapkali dipaparkan dalam media dan ditanggapi serta dipelajari
dengan cara lebih kurang sama dengan kenyataan sebenarnya.
Dalam
memproduksi informasi, media massa tetap harus memperhatikan kondisi
komunikasi sebagai sasarannya—dalam hal ini adalah masyarakat. Media
yang ingin berhasil menyampaikan pesan dengan tepat kepada media harus
benar-benar mengenal masyarakat yang dituju. Tanpa itu media tak akan
berari apa-apa di mata masyarakat. Oleh sebab itu media berperan sangat
besar dalam menentukan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan juga
sebaliknya. Seperti teori Agenda Setting dan Hipodermic Needle,
di mana pesan sangat berpengaruh kepada masyarakat sebagai
komunikannya. Jadi, masyarakat adalah objek media itu sendiri, bukan
subjek. Inilah juga yang merangsang pengembang dan ilmuwan untuk
mengembangkan teknologi informasi yang pesat dan selalu canggih.
Dua puluh dua tahun yang lalu, Marshall Mc Luhan menulis buku Media is the Message
meramalkan bahwa media lebih menentukan isi pesan, karena media itu
yang membawa pesan itu. Seberapa jauh pesan itu sampai, seberapa jauh
luas khalayak yang dicapai dan bagaimana dampaknya pada masyarakat,
ditentukan oleh media itu sendiri
Pada awal milenium kedua ini ditandai dengan merjernya American Online (AOL) dengan Time
Warner. AOL, perusahaan raksasa internet itu bergabung dengan
perusahaan media yang sudah menggurita puluhan tahun lamanya. Banyak
media mulai menggabungkan diri dengan perusahaan jaringan internet, atau
setidaknya membuat jaringan sendiri di dunia virtual itu demi
pengembangan dan perluasan informasi kepada khalayak. Dengan demikian
informasi yang disampaikan bisa semakin beragam dan sangat cepat serta
tentu saja lebih mudah dalam hal penanganan dan pengontrolannya.
Perkembanga
yang sedang berlangsung menyangkut teknologi media ini adalah bagaimana
menggabungkan siaran radio dan televisi dengan internet. Hingga
orang-orang dapat menikmati musik dan tayangan radio dan TV di internet
sekaligus. Kemudian di bidang publikasi juga kecipratan. Buku yang
selama ini kita kenal tidak akan kita jumpai lagi di masa akan datang.
Tebalnya ensiklopedia digantikan dengan satu file saja. Isinya bisa kita
lihat di e-book (buku elektronik). Seperti sebuah komputer saku
yang bisa dibawa ke mana-mana tanpa kabel. Untuk mengakses buku yang
lain, dengan mudah melalui internet, kita bisa membelinya di toko
virtual. Mudah!
Teknologi
media dalam berkomunikasi memang sangat menjanjikan kecepatan dan
ketepatan penyampaian pesan kepada banyak orang-orang dalam yang
bersamaan. Kemampuannya dalam hal kualitas memang tidak diragukan.
Terutama adalah pemakaiannya yang sangat mudah dan sederhana. Namun yang
dikhawatirkan dan selalu menjadi permasalahan adalah pemerataan jumlah
alat dan pengetahuan/kecakapan menggunakannya. Adalah teknologi
informasi penciptaan dan pengembangannya lebih banyak dikuasai oleh
negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Jepang, Taiwan dan
Singapura. Keberhasilan semacam itu dimungkinkan karena mereka memiliki
kemampuan dan kondisi modal yang mapan. Riset dan pengembangan (R&D)
banyak disokong oleh pemerintah di kampus-kampus dan dilaksanakan oleh
kalangan akademis. Selain itu memang kemampuan akademis dan IQ
negara-negara itu lebih unggul. Inilah perbedaan utama dengan
negara-negara berkembang. Akibatnya perkembangan teknologi informasi
yang terbaru sulit dipakai merata di masyarakat. Itupun masih dalam
tataran sebagai pemakai (user) belum dalam taraf mengembangkan atau menciptakan.
Sebagian
masyarakat di negara berkembang masih mengandalkan komunikasi
interpersonal dalam aktivitasnya sehari-hari. Hal yang berbeda dengan di
AS, setiap rumah tangga, kantor, sekolah sudah menggantungkan hidupnya
pada internet, telepon seluler, laptop, PDA dan lain sebagainya. Di sana
komunikasi dengan menggunakan peralatan demikian, adalah sesuatu yang
wajar dan menjadi bagian dari aktivitas yang hidup dan profesi yang
memang membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
Salah
satu tolak ukur kemajuan sebuah negara adalah sampai di mana ia
menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan dengan mantap, konprehensif dan
total. Termasuk tentu saja teknologi komunikasi. Sebab, komunikasi
memang kebutuhan dalam menjalani kehidupan yang dinamis menuju peradaban
yang lebih maju. Demi mempercepat, menuju itulah teknologi
media/informasi/komunikasi semakin dibuat canggih dan seterusnya
demikian demi menjawab tantangan berkomunikasi yang lebih efektif.
Komunikasi
lewat teknologinya sangat mempengaruhi pengetahuan, cara berpikir dan
tingkah laku masyarakat. Informasi yang sampai sedemikian cepatnya,
membuat teknik berpikir manusia semakin sederhana dan mudah.
Berita-berita dan informasi terhangat dari seluruh dunia tersaji di
depan mata sedetik setelah kejadian di dalamnya itu berlangsung. Hangat
dan segar bisa dinikmati lewat koran pagi dan internet. CEPAT DAN MUDAH!
Referensi
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication—Konteks-Konteks Komunikasi, DR. Deddy Mulyana, MA, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996.
Carey, James, Communication As Culture—Essays on Media and Society, Unwin Hyman, Boston, 1989.
Ishadi SK, Jelajah, Trans TV, Jakarta, 2002